Kamis, 24 September 2009

Karma O Karma

Pernah mendengar percakapan seperti ini?
"Gila ya, itu cowo jahat bgd. masa dia tega ngebohongin dan nyakitin gw kaya gitu."
"Biarin aja. Nanti dia juga dapet karma nya."

Ummm.

Karma (yg berasal dari bahasa sansekerta, artinya "perbuatan") adalah salah satu kata yg jadi lumayan dikenal di antara anak muda lewat pop culture, karena biasanya sering disebut2 di film2 ato buku2. Siapa sih yang belum pernah denger "karma"?

Biasanya yang gw tau, orang-orang di sekitar gw menangkap arti Karma sbg istilah "perbuatan jahat akan dibalas perbuatan jahat" dan sebaliknya jg buat perbuatan baik. Well, ada benarnya sih. Cuma yg sebenarnya karma itu adalah suatu konsep yang dipakai di agama Buddha, Hindu, Jain dan Sikh. Konsep Karma sendiri memandang hidup sebagai rangkaian efek dari perbuatan manusia itu sendiri, jadi karma inilah yang sebenarnya membentuk masa lalu, masa sekarang dan masa depan. "Buah" hasil dr karma namanya Karma-phala. Jadi konsep ini sebetulnya agak2 bertentangan dengan yang dipakai agama-agama lain, contohnya Islam. Di dalam Islam, kehidupan manusia semuanya sudah ditentukan jalannya oleh Allah. Ada yg namanya takdir. Takdir ada yang bisa diubah dan ada yang tidak. Untuk yang tidak, perbuatan sejelek ato sebaik apapun tidak bisa mengubah itu. Untuk perbuatan jelek hitungannya adalah dosa dan perbuatan baik dengan pahala. Pembalasannya nanti setelah hari akhir. Hmm.

Mata memang tidak harus selalu dibalas dengan mata.
Untuk orang yang berlaku jahat kepada seseorang, apakah berarti di masa depan orang yg berlaku jahat itu menderita? Belum tentu. Bisa pembalasannya untuk dia sendiri nanti di akhirat, atau... yang menerima pembalasannya adalah orang yang disakiti, dengan mendapat hal-hal yang baik.

Jadi sebagai seorang muslim,
I don't believe in Karma, at all.

Tidak ada komentar: