Tampilkan postingan dengan label dreams and wishes. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label dreams and wishes. Tampilkan semua postingan

Jumat, 15 April 2011

Mr.Right - not Mr.Kind

Kalau lagi doa minta pasangan, bilangnya gimana?
Gw kemarin-kemarin minta nya, "semoga saya dapat laki-laki yang baik."

Kekabul? Oh tentu bisa.
Soalnya laki-laki yang baik itu banyak.
Percaya deh.
Masalahnya definisi "baik" itu banyak dan underrated.

Cowok yang kuliahnya bener, tidak merokok, ibadah rajin, rambut rapi dan klimis itu cowok baik.
Cowok yang sayang sama mama nya, ga pernah ngomong kasar ke temen-temen cewe nya, hormat sama bapaknya, itu baik juga.
Cowok yang selalu siap nolongin teman-temannya, kapanpun dibutuhkan, itu juga pasti dibilang baik.
Cowok yang rajin donor darah karena simpati liat anak-anak talasemia (misalkan)? itu juga baik.
Apalagi? Well, banyak kan.


Tapi apa cowok "baik" itu jaminan,
ga bakal nyakitin lo dengan kata-katanya?
ga bakal mengkhianati?
ga bakal ingkar dengan janji?
ga bakal bikin lo nangis?
dan seribu satu "ga bakal" lainnya yang sering dilakukan kaum adam dalam menyakiti perasaan kaum hawa.

Makanya, coba minta pria yang "benar dan tepat".
misalnya gimana?

1. cowok yang menghargai lo,ga terbatas fisik. Entah ya, menurut gw, kalo pacar atau pasangan anda sudah menerima anda yang original, mau kurus,gendut,item,putih,jerawatan,rambut ikal,rambut lurus, apapun lah. Ga pernah (atau jarang) komplen. Malah kalo kitanya lagi komplen, dia yang risih. "Pusing-pusing amat sih mikir jerawat, mangnya kenapa?" Selamat. You are on the right track. or at least, u really made him fall in love with your personality.

2. tidak mau membuat lo menangis dan mellow melulu. Pasangan itu ada buat kita lebih BAHAGIA. camkan kata "LEBIH". Maksud saya di sini, ya seharusnya lo sudah bisa bahagia dengan diri sendiri sebelum siapa pun dateng. Nah, kalo ada orang, kalo dipikir-pikir, rasanya lebih banyak bikin lo nangis, galau, mellow, merasa ga worth it dan salah melulu, dan lebih parah lagi, bikin lo jadi tidak lebih bahagia sebelum dia datang di kehidupan lo, waaaaaw, u are on the wrong, wrong direction. Leave hiiiim.

3. Bangga sama lo. Seutuhnya. Mirip-mirip sama poin 1 sih. Tapi bangga di sini artinya dia tidak malu menunjukkan ke seluruh dunia kalo lo mang punya dia, dan dia berkomitmen untuk itu. Bersama dengan orang yang membuat lo berada di Relationship yang disembunyikan atau hubungan yang tidak jelas statusnya? eeeuuw, forget it.

4. You love him, more because of what he is, not just because what he did to make u fall in love. Usaha cowo yang bener-bener niat waktu lagi pedekate mang bisa jadi peluluh cewe mana pun, dan emang penting sih. Tapi akan lebih baik di balik semua usahanya itu, kita juga bisa liat sebenarnya kualitas dan sifat diri nya benar-benar sesuai dengan kita yang mau ga. Atau sebenarnya kurang sreg, tapi kita tolerir. Karena pada akhirnya kalo kita menikah dengannya, bayangkan 5 tahun ke depan, kan ga mungkin dia masih seusaha kaya sekarang untuk tetap membuat kita jatuh cinta. Yang akan tersisa pada saat itu, ya cuma pribadi dia seutuhnya.


Apalagi ya?
it still takes two to tango.


Jadi biarpun kita uda dapat seseorang dengan kondisi kaya di atas, kita nya juga harus berusaha untuk jadi orang yang tepat buatnya:)


udah ah!
*ya ampun, satu hari ini gw nulis 2 kali... rekor! :))

Senin, 21 Juni 2010

Forgiving is Relieving

Ceritanya beda.
Orangnya beda.
Waktunya pun beda.

Yang sama adalah anggapan saya kalau mereka itu baik,
anggapan kalau saya merasa sudah kenal mereka,
anggapan kalau mereka sudah bisa saya percaya,
dan yang paling penting
anggapan bahwa mereka tidak mungkin menyakiti saya.

Tapi kenyataannya saya salah.

pada akhirnya yang sama dari mereka semua adalah,

mereka menyakiti saya - dengan caranya masing-masing.

Semua - anggapan saya di atas itu yang terjadi adalah sebaliknya.

Disakiti dan dikhianati oleh musuh kita memang menyebalkan dan membuat marah,
tapi lain hal ketika yang melakukannya adalah orang yang kita sayang dan percaya.
Sakitnya tak terkatakan.

Tapi itu kemarin,
Apapun yang sudah terjadi dibelakang, saya ingin berusaha memaafkan mereka.
Entah mereka minta maaf atau tidak.
Entah mereka sadar atau tidak.
Entah mereka perduli atau tidak.


Allah Maha Baik,
memberi saya semua pengalaman itu.
Membuat saya tahu banyak hal - termasuk bahwa manusia itu bisa sangat tega - dan sifat manusia itu memang macam-macam.
Membuat saya belajar sabar,
dan mempunyai lahan untuk mempraktekkan arti kata ikhlas ketika saya ingin memaafkan mereka.


Lagipula hanya dengan memaafkan lah saya bisa membuang bara api yang ada di diri dan melapangkan hati menjadi lebih luas.

Minggu, 21 Maret 2010

Still in the cross roads

Seperti apa rasanya "menjilat ludah sendiri?"

(Btw, dont ever try with the real saliva, yuck!)

Yang terutama gw rasain adalah malu. Bukan malu sama orang lain, tapi lebih malu dengan diri sendiri. Malu karena dulu pernah berkata seperti itu dengan yakin tapi akhirnya mematahkan kata-kata itu sendiri (dengan sama yakinnya). Mungkin uda pernah beberapa kali kejadian, tapi yang paling berasa adalah yang terakhir. Dan itu masih menyangkut seputar kehidupan klinik gw, hehe.

Dari dulu sejak masih tingkat pertama kuliah s.ked, setiap kali ditanya mau ambil spesialis apa, gw pasti akan jawab dengan mantab: "spesialis syaraf!". Dimulai dari gw kelas 3 SMA saat melihat artikel di koran mengenai betapa baru sedikitnya spesialis syaraf di Indonesia dan ketika gw belajar neurologi -ternyata menarik - meskipun susah tapi amazing bgd untuk dipelajari (For me, brain and its connection are one the most wonderful things that God ever created). Oh iya, justru karena ga banyak orang yang bisa, gw semakin tertantang untuk masuk.

Kebalikannya, gw juga selalu bilang:
"Kalaupun bukan spesialis syaraf, setidaknya ada satu spesialis yang sudah gw black-list: Spesialis kulit kelamin." Alasannya juga hampir vice versa dengan alasan gw masuk neuro: ilmu kulit menurut gw ga menantang untuk dipelajari. Gitu-gitu aja (bukannya gw bilang gampang yaa, tapi dibandingkan neuro misalnya). Selain itu gw juga mikir buat apa gw susah2 kuliah di kedokteran, kalau akhirnya cuma ngobatin jerawat. Itu adalah stigma gw buat dokter kulit saat kuliah dulu. Well, gw akui, sempit banged pikiran gw saat itu.

Saat akhirnya gw rotasi di bagian syaraf (bulan Desember kemarin) - ternyata oh ternyata - gw sangat ga suka berada di sana. Bahkan di hari ketiga gw masuk bagian syaraf, gw langsung tau kalo niat gw untuk jadi spesialis syaraf - batal sudah. Agak susah menjelaskan dengan detil kenapa nya, tapi yang jelas gw ga enjoy dengan suasananya dan gw ga menikmati bertemu pasien yang kebanyakan sudah kronis, penuh dengan komplikasi dan kebanyakan dari mereka kalau bertanya apa penyakitnya bisa sembuh, akan sangat bohong kalau gw menjawab "iya". Alasan sederhana lain - gw ga tahan bau di bangsal rawat inap nya. 3 minggu masih oke, but for the rest of my life? no, thanks. I just realized at that time, I'm actually just not that into neuro.

Sebaliknya ketika gw masuk rotasi di kulkel, baru hari kedua gw di kulkel gw langsung pengen jadi spesialis kulkel. Sama seperti tadi,gw ga tau cara nulisinnya gimana, tapi yang jelas hal-hal seperti suasananya, saat nganamnesa pasien, kemudian ilmu nya dan semuanya membuat gw sangat suka di bagian ini. Dan trnyata stigma gw mang salah - ilmu kulkel itu luas - mulai dari AIDS, lepra, jerawat sampai alergi. Gw pikir dulu ngobatin penyakit kulit itu kurang helpful dan ga esensial - trnyata melihat pasien yang seneng karena keluhan kulitnya terobati - that's very enjoyable feeling.

Amazing. Ternyata gw lebih puas mengobati seseorang dengan jerawat tapi sembuh total - ketimbang mengobati pasien stroke namun ujungnya adalah pasien (meskipun hidup) cacat slama sisa hidupnya.

Satu hal utama lain kalo gw ambil spesialis kulkel: ga ada jaga dan ga ada gawat daruratnya. gw lebih bisa fleksibel nanti ketika ngatur waktu antara berumah tangga dan berkarir ketimbang gw ambil spesialis yang lebih sibuk kerjanya. Sesuka-suka nya gw dengan karir gw di kedokteran - apapun spesialisasi yang gw ambil nanti sebisa mungkin gw ga mau mengorbankan kewajiban gw nanti sebagai seorang istri dan ibu. Eventhough maybe I was born to be a doctor but I was born as a woman.

Tapi belajar dari pengalaman, dan dari nasihat mama ("Jalani aja dulu semuanya tia..."), gw ga mau terlalu yakin dengan keputusan gw soal ambil spesialis kulit ini. Let it be one of my option for now, not my destination.

Dan ternyata memang bener, sekarang gw lagi di bagian ilmu penyakit dalam, yang dari awal gw uda males-malesan masuk, tapi ternyata .... only God knows how I love being in this department. Ehehe. Bertambah lagi deh satu opsi :p

Terkadang gw berpikir, ketertarikan pada satu bagian tertentu itu ternyata hampir mirip dengan ketertarikan pada seseorang - ga bisa diprediksi, ga bisa ditebak, ga bisa dipaksa dan susah dijelaskan kenapa nya.

Masih ada 4 bagian kecil dan 3 bagian besar lagi untuk dijalani, we'll see - opsi itu akan bertambah lagi atau tidak.

This time I will shut my mouth and see where all those experiences in clinical rotation will lead me into =p

Selasa, 27 Januari 2009

Quotes from "Juno"


Yesterday I just watched "Juno" movie.. I knew it's a little bit late... but late is better than never, rite? hehehe..

All I can say is that I really love this movie, even though friend of mine said that in a reality, if a teenage got pregnant before marriage, the story won't be as simple and sweet as in the movie. I love the acting of Ellen Page, I love the dialogs, I love the scenes and I love the soundtracks ^^

One of the dialogs that really stuck up in my mind is:

Juno MacGuff: Dad, it's not about that. I just need to know if it's possible for two people to stay happy together forever, or at least for a few years.

Mac MacGuff: It's not easy, that's for sure. Now, I may not have the best track record in the world, but I have been with your stepmother for 10 years now and I'm proud to say that we're very happy.

Mac MacGuff: In my opinion, the best thing you can do is find a person who loves you for exactly what you are. Good mood, bad mood, ugly, pretty, handsome, what have you, the right person will still think the sun shines out your ass. That's the kind of person that's worth sticking with.

Juno MacGuff: I sort of already have
.


Oh yeah... Now I'm definitely sure... that I've made the right choice :D

Sabtu, 06 Desember 2008

A Prayer

Tuhanku…

Aku berdoa untuk seorang pria yang akan menjadi bagian dari hidupku,
Seseorang yang mencintaimu lebih dari segala sesuatu,
Seorang pria yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau,
Seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untukMu.

Wajah tampan dan daya tarik fisik tidaklah penting, yang penting adalah sebuah hati yang sungguh mencintai dan dekat dengan Engkau.
Engkau berusaha menjadikan sifat-sifat Mu ada pada dirinya,
dan ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa dia hidup sehingga hidupnya tidaklah sia-sia.

Seseorang yang memiliki hati yang bijak tidak hanya otak yang cerdas.
Seorang pria yang tidak hanya mencintaiku tapi juga menghormatiku.
Seorang pria yang tidak hanya memujaku tetapi juga dapat menasihatiku ketika aku berbuat salah, Seseorang yang mencintaiku bukan karena kecantikanku tapi karena hatiku.
Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam setiap waktu dan situasi,
Seseorang yang dapat membuatku sebagai seorang wanitanya ketika aku di sisinya.

Tuhanku,

Aku tidak meminta seseorang yang sempurna,
Berikanlah seseorang yang tidak sempurna,sehingga aku dapat membuatnya sempurna di mataMu,
Seorang pria yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya,
Seorang pria yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya,
Seseorang yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihannya,
Sseseorang yang membutuhkan diriku untuk menjadi sempurna…


Tuhanku…

Aku juga meminta, buatlah aku menjadi seorang wanita yang dapat membuatnya bangga, Berikan aku hati yang sungguh mencintaiMu sehingga aku dapat mencintanya dengan sekedar cintaku,
Berikanlah sifat yang lembut sehingga kecantikanku datang dariMu,
Berikanlah aku tangan sehingga aku selalu mampu berdoa untuknya,
Berikanlah aku penglihatan sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dan bukan hal buruk dalam dirinya,
Berikanlah aku lisan yang penuh dengan kata-kata bijaksana, mampu memberikan semangat serta mendukungnya setiap saat dan tersenyum untuk dirinya setiap pagi.


Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakan, “Betapa Mahabesarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku pasangan yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna.”


Aku mengetahui bahwa Engkau ingin kami bertemu pada waktu yang tepat dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang telah Engkau tentukan.


Amin….


(This was taken form my friend's blog, Adelin Dhivi. She also took this writing from somewhere, but she forgot the source =D Actually I want to translate this one too, but in the middle of the process I became lazy to continue it... hahaha. Whoever made this writing, I really thankful to her. And I hope Allah could make this prayer come true to me... Amiin)

Jumat, 24 Oktober 2008

Almost 4 years ago

Sebenarnya uda mau matiin komputer,
tapi malah liat2 blog orang.
Salah satunya punya Guru ku pas SMA dulu.
Guruku satu ini mang salah satu yang cukup gaul.Ohoho.

Terus ada kalimat menarik di blognya:
"SMA Negeri 8 Jakarta bukanlah hanya sebuah sekolah untuk meningkatkan akademik siswa, sekolah juga telah menjadi lembaga pendewasaan siswa untuk berpikir, beraktivitas dan bersosialisasi...."

*anggut-anggut*


Bukannya saya merasa langsung menjadi sudah dewasa sih pas lulus dari 8,tapi 3tahun itu adalah 3 tahun yang sangat membekas buat saya. Ibarat saya ini kayu yang siap dipahat, kehidupan saya selama di SMA telah mengukir dan membentuk "cetak dasar" akan saya nanti di masa depan....


Jadi ingin mengulang masa-masa itu.Sehariiii aja.
(Impossible wish)